Acara pertemuan di Montreal – Pertemuan antar Negara sering dilakukan di saat beberapa Negara tersebut mengalami suatu masalah global yang harus di selesaikan secepat mungkin. Pertemuan antar Negara juga bisa saja menjadi sebuah acara tahunan dan menjadi agenda tahunan pada sebuah Negara. Indonesia sendiri sering menghadiri acara acara di luar negeri untuk membahs beberapa bahasan pokok mengenai permasalah dunia yang semakin kompleks, misalkan saja mengenai perdamaian dunia global , membahas tentang perputaran dollar yang sedang terjadi saat itu , inflasi antar Negara dan topic topik penting lainnya yang sedang bergabung di seputaran Negara. Pertemuan tersebut diupayakan mencapai kata mufakat dan bisa menghasilkan sebuah kesepakatan baru agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Untuk mencapai tujuan penelitian.

Pertemuan yang baru saja diadakan dan melibatkan Indonesia adalah pertemuan organisasi marketing atau pemasaran yang diadakan di kanada tepatnya di kota montreal. Tujuan pertemuan tersebut antara lain pertemuan dengan melakukan wawancara yang mengumpulkan intelijen dari sumber utama langsung misalkan ada pejabat pemerintahan dari kanada langsung dan tentunya dari pihak Negara anggota organisasi perwakilan sector swasta yang terlibat dalam negosiasi perdagangan. Perundingan ini tentunya juga berguna untuk mengahsilkan keuntungan- keuntungan bagi ke dua belah pihak. Pertemuan organisasi ini cukup penting bagi Negara Indonesia mengingat perkembangan industry di Indonesia yang semakin meningkat namun belum bisa menyerap lebih banyak sumber daya manusia yang ada.

Sejauh ini Indonesia sudah menjalani setidaknya 21 perundingan dengan Negara- Negara yang berbeda dalam pertemuan organisasi pemasaran tersebut. Antara lain dengan jepang , Pakistan , organisasi masyarakat ASEAN , Australia, Kenya, iran , peru , Nigeria, dan berbagai organisasi masyarakat eropa atau masyarakat timur lainnya. Perundingan –perundingan tersebut memberikan dampak positif yang bagus untuk diterapkanlangsung ke dalam negeri melalui perwakilan – perwakilan yang terkait. Namun dengan banyaknya perundingan perundingan yang dilakukan dalam waktu bersamaan bisa juga memberian efek negatif.

Perwakilan yang diutus harus memahami benar dampak ekonomi dan sosial perundingan tersebut. Menandatangani hasil dari kesepakatan bukan berarti semata-mata hanya soal keuntungan sepihak saja, pemerintah harus memperhatikan lebih lanjut dampak yang akan terjadi dan bisa sampai di lapisan masyarakat terbawah sekalipun. Misalkan efek dan dampak bagi masyarakat di pasar tradisional agar mereka bisa membuka pasar modal lebih luas, ber investasi lebih lebar dengan relasi relasi yang lebih besar, dan mengembangkan kapasitas lebih besar lagi. Penting bagi Indonesia agar memiliki posisi yang penting untuk menjadi pembicara dan memperluas jaringan untuk kepentingan pihak- pihak anggota organisasi lainnya. Untuk itu pertemuan konvensi semacam ini memang penting dilakukan namun lebih penting lagi apabila dampaknya langsung terasa pada masyarakat lapisan terendah.